Palu, Majalahsinergitas. Id – Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat kinerja positif di bulan Mei 2025, di tengah meredanya gejolak geopolitik global. Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulteng mencatat pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan, memberikan angin segar bagi perekonomian nasional dan daerah. Namun, inflasi tetap menjadi perhatian serius, hal ini di ungkapkan kepala perwakilan bank Indonesia Sulawesi Tengah Rony Hartawan pada program BISIK (Bank Indonesia Shering Informasi dan Kebijakan) yang rencananya akan menjadi agenda rutin bulanan oleh KPwBI Sulteng bersama FORJUBIS(Forum Jurnalis Bank Indonesia Sulawesi Tengah) pada kamis, 5/6/2025.
Meskipun pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif, inflasi tahunan (year on year) di Sulteng pada Mei mencapai 2,61%. Angka ini, meskipun masih berada dalam proyeksi BI Perwakilan Sulteng yang menargetkan inflasi di akhir tahun sebesar 3,5%, berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat. Inflasi bulanan (month to month) tercatat negatif sebesar -0,28%, sementara inflasi tahun berjalan (year to date) mencapai 1,67%. Meskipun masih berada dalam target nasional (2,5% +/- 1%), peningkatan harga barang-barang kebutuhan pokok, terutama komoditas volatile food seperti cabai dan ikan, dapat menekan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah dan berdampak pada konsumsi rumah tangga. Hal ini berpotensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Sulteng di masa mendatang.
Untuk mengantisipasi dampak negatif inflasi, BI Sulteng secara rutin berkoordinasi dengan pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Upaya pengendalian inflasi difokuskan pada stabilisasi harga komoditas volatile food dan peningkatan produksi pangan lokal. Pemerintah daerah juga didorong untuk meningkatkan program bantuan sosial dan perlindungan sosial bagi masyarakat rentan agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. BI Sulteng akan terus memantau perkembangan inflasi bulanan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan angka tersebut tetap terkendali hingga akhir tahun dan meminimalisir dampak negatifnya terhadap perekonomian Sulteng.(*)