Balitbangda Datangkan Narasumber Untad Palu Dalam Kajian Destinasi Wisata Kabupaten Donggala

Berita, Donggala431 Dilihat

Donggala, Majalahsinergitas.id – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Donggala Saifullah Lagaga menggelar sosialisasi Kajian Destinasi Wisata Kabupaten Donggala di ruang aula Dinas P2KB pada Kamis 24/10/2024.

Tim Kajian dari Universitas Tadulako, Fakultas Ekonomi Dr. Maskuri Sutomo dalam paparannya mengatakan bahwa kami melakukan seminar ini untuk menyampaikan hasil kajian penelitian yang sudah kami lakukan pada 16 kecamatan di Kabupaten Donggala, untuk melihat model pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata, jadi dalam kajian ini kami melibatkan beberapa tim, ada sekitar 12 tim. dan ada sekitar 20 enumorator yang kami turunkan melalui instrumen survei observasi LGD,” ujar Dr Maskuri Sutomo.

Beberapa temuan ini akhirnya mengerucut bahwa aspek penting dalam membanding dari 6 yang kami identifikasi, aspek modal manusia”, ini paling penting dan pada kenyataan dari hasil kajian kami”, menghasilkan bahwa ternyata poin aspek modal manusia atau sumber daya kompetensi pengetahuan dan komitmen pengelolaan wisata itu. kita rendah dan masih lemah”, jadi kalau dari sisi tingkat kepentingan analisis kami, yang paling penting dari hasil temuan itu adalah manusia”,

Diketahui ada modal manusia”, sosial, fisik, alam dan modal institusional. Dari ke 6 modal itu ternyata yang paling dominan atau penting untuk menjadi pengembangan adalah modal manusia”, tetapi hasil yang juga didapatkan ternyata modal manusia ini paling rendah. artinya”, itu yang akan menjadi driven atau yang akan mengdrive dan akan menjadi pengungkit untuk bagaimana mereka bisa terlibat dalam pengelolaan pariwisata”, maka muncullah 4 model  pemberdayaan untuk penguatan pemberdayaan masyarakat di destinasi wisata kita.

ada yang model berbasis pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, lalu ada model pemberdayaan masyarakat khusus pengelolaan yang dilakukan oleh swasta, lalu ada model pemberdayaan masyarakat di mana pengelolaannya adalah  Pemerintah desa, lalu yang keempat adalah model pemberdayaan masyarakat di mana pengelolaannya di inisiasi oleh masyarakat desa. Jadi tiap-tiap model  berbeda treatmentnya. itu yang kami lakukan hasilnya. dan dari model itu muncullah program-program usulan rekomendasi pungkasnya. (Alir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *