Donggala, Majalahsinergitas.id – Kepala bidang kesejahteraan keluarga Pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana(DPPKB)Kabupaten Donggala Yesi Natalia Pangkey mengungkapkan bahwa Angka stunting di Kabupaten Donggala pada tahun ini mengalami kenaikan dari Tahun 2023 sebesar 32,4% naik menjadi 34,1% .
Padahal Kabupaten Donggala melalui tim percepatan penurunan angka stunting atau TPPS senantiasa melakukan pertemuan atau rapat koordinasi untuk mencari langkah-langkah pencegahan stunting, baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten ucap Natalia di ruangan kerjanya Rabu, 29/05/2024.
Salah satu kiat yang dilakukan ialah dengan memberikan makanan tambahan kepada anak-anak yang dibawa umur 2 tahun, kemudian pemberian tablet tambah darah untuk anak remaja dan calon pengantin baru. Sebab ini merupakan salah satu indikator terjadinya kenaikan angka stunting di Kabupaten Donggala.
Dia mengungkapkan bahwa Sebagai koordinator ditingkat lapangan DP2KB Kabupaten Donggala akan lebih fokus menggarap kegiatan penanggulangan Stunting yang belum sepenuhnya tersentuh dan menjadi perhatian seperti pendampingan kepada remaja dan keluarga.
Dengan pendampingan diharapkan tidak ada lagi ibu yang memiliki resiko melahirkan anak yang tidak sehat.
Saat kami melihat bahwa 30-40 persen kasus Stunting Pada anak yang dilahirkan oleh wanita yang menikah dibawah umur atau usia remaja. Sehingga DP2KB menganjurkan kepada remaja agar menikah pada usia 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, Agar dapat melahirkan anak yang sehat. Selain penyebab tersebut penyebab Stunting lainnya adalah jarak kelahiran yang terlalu dekat, ujar Natalia.
Maka itu DP2KB akan terus mengingatkan agar para ibu memperhatikan 1000 hari pertama kehidupan ( HPK ) suatu periode kehidupan bayi sejak dalam kandungan hingga 2 tahun menyusui. Salah satu juga pemicu munculnya angka stunting diakibatkan rendahnya pendidikan ibu, sehingga saat mengurus anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti pola hidup bersih dan lainnya, pungkasnya. (Alir)