Kpwbi Sulteng Inisiasi Pembentukan HEBITREN Sulawesi Tengah, Bangkitkan Ekonomi Keuangan Syariah Lewat Kemandirian Pesantren

Berita, Uncategorized585 Dilihat

Palu, Majalahsinergitas.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (KPwBI Sulteng) menginisiasi pembentukan dan pengukuhan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) Sulawesi Tengah. Kegiatan dilaksanakan di gedung Kasiromu, KPwBI Sulteng pada 5 September 2024. Kegiatan dihadiri langsung oleh Ketua DPP HEBITREN Pusat Bapak Dr. K.H. Hasib Wahab Hasbullah dan Ketua DPP HEBITREN koordinator wilayah Sulampua  Bapak K.H. Saparuddin Latief dari Pesantren DDI Mangkoso Baru, Sulawesi Selatan, serta turut disaksikan Kepala KPwBI Sulteng Bapak Rony Hartawan dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Ibu Dra. Novalina M.M. Turut hadir juga perwakilan Kanwil Kemenag Sulawesi Tengah, Majelis Ulama Indonesia dan Masyarakat Ekonomi Syariah perwakilan Sulawesi Tengah, Universitas, Perbankan syariah, Pimpinan Pesantren pengurus HEBITREN Sulawesi Tengah dan stakeholder daerah.

Inisiasi pembentukan HEBITREN Sulawesi Tengah, menjadi upaya KPwBI Sulteng mendorong pengembangan dan akselerasi Ekonomi dan Keuangan Syariah di Daerah, melalui kemandirian ekonomi pesantren. Dalam sambutan Kepala KPwBI Sulteng Bapak Rony Hartawan menyampaikan “Indonesia sebagai negara dengan potensi pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah terbesar di Dunia (ranking 3 Dunia, setelah Malaysia dan Saudi Arabia) memberi posisi strategis bagi Pesantren. Sebagaimana kita ketahui, pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan akhlak, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi umat. Melalui kemandirian ekonomi, pesantren bisa lebih mandiri dalam menjalankan fungsinya, tidak bergantung pada bantuan eksternal, serta menjadi motor penggerak ekonomi di lingkungannya”, ujarnya.

Diperlukan strategi dalam penguatan Eksyar di Daerah mulai dari penguatan ekosistem produk halal melalui sertifikasi produk, penguatan literasi, inklusi dan halal lifestyle, serta penguatan keuangan syariah mengingat hingga April 2024, penyaluran kredit syariah hanya sebesar 2,7Triliun atau share sebesar 5,18% dari perbandingan konvensional sebesar 49,41Triliun atau share sebesar 94,82%. Berdasarkan data yang dihimpun dari satudata.kemenag.go.id data jumlah Pesantren di Sulawesi Tengah berjumlah 109 Pesantren dengan 12.553 Santri dan 1.489 Pengajar dari data jumlah Pesantren se-Indonesia berjumlah 30.494 Pesantren dengan 4.373.694 Santri dan 474.865 Pengajar. Data tersebut menggambarkan potensi dan peran Pesantren yang sangat strategis dalam perekonomian namun belum dioptimalkan dengan baik. 

Selanjutnya, keberadaan HEBITREN Sulawesi Tengah disambut baik oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, “Kami siap dan berkomitmen untuk berkolaborasi dan mendukung program kerja HEBITREN Sulawesi Tengah, kedepannya perlu dilakukan sinergi program kerja bersama pemerintah, lembaga keuangan, maupun dunia usaha, untuk menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang kuat di kalangan pesantren dan masyarakat”, ujar Sekretaris Provinsi Ibu Dra. Novalina M.M.

Pelaksanaan pengukuhan HEBITREN Sulawesi Tengah dilakukan dengan khidmat dan rasa syukur, dengan ketua terpilih Dr. H.S. Ali Hasan Aljufri, Lc., M.A (Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo) untuk kepengurusan HEBITREN Sulawesi Tengah periode 2024-2029, dengan keikutsertaan 15 Pesantren sebagai pengurus dan harapannya terus bertambah untuk semakin memperkuat peran HEBITREN di masyarakat. HEBITREN Sulawesi Tengah menjadi HEBITREN ke-32 se Nasional yang telah dikukuhkan.

Pengukuhan ini juga dirangkaian dengan capacity building Kemandirian Ekonomi Pesantren, dengan Narasumber yakni Pimpinan Pesantren Trubus Iman Paser Balikpapan, Dr. Daniar M.A. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas SDM pesantren dalam mengelola usaha berbasis pesantren. Pelatihan yang berlangsung selama 1 (satu) hari ini diisi dengan materi pengembangan usaha bisnis pesantren dan kiat sukses dalam pengembangan. Saat ini Pesantren Trubus Iman memiliki berbagai lini bisnis produktif dan berhasil memaksimalkan potensi internal dan eksternal Pesantren dalam hal ini masyarakat, mulai dari pengolahan sektor industry AMDK, olahan keripik, gula aren, budidaya jamur dan produk olahannya, pembuatan pupuk organic, jasa laundry, sektor peternakan domba, pembenihan ikan air tawar, burung wallet, sektor perkebunan kelapa sawit, kurma tropis, kelapa, durian, melon, jeruk, sektor perdagangan restoran, minimarket, konveksi.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) Sulawesi Tengah, pelantikan pengurus HEBITREN Sulawesi Tengah dan pelaksanaan Pelatihan Kemandirian Ekonomi Pesantren diharapkan mampu menjadi momentum penting bagi peningkatan kualitas ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *